Kelompok 4
Ketua : Trini A S (13-086)
Anggota : Susi Astriyani br Ginting (13-030)
Nurlina Dewipa (13-054)
Rizki Sirumorang (13-074)
Nadine Lobian (13-120)
Kali ini, saya akan posting tentang teori ekologinya bronfenbrenner. Ternyata, banyak sekali hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan kita mengenai teori tersebut.
Ketua : Trini A S (13-086)
Anggota : Susi Astriyani br Ginting (13-030)
Nurlina Dewipa (13-054)
Rizki Sirumorang (13-074)
Nadine Lobian (13-120)
Kali ini, saya akan posting tentang teori ekologinya bronfenbrenner. Ternyata, banyak sekali hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan kita mengenai teori tersebut.
Teori
ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner dimana fokus utamanya adalah pada
konteks sosial dimana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi
perkembangan anak. Bronfenbrenner menyatakan bahwa perilaku sesorang (misalnya
perilaku malas belajar) tidak datang dengan sendirinya, melainkan dampak dari
interkasi orang yang bersangkut dengan lingkungan luarnya.
Teori
ekologi Bronfenbrenner terdiri atas lima sistem lingkungan yang merentang dari
interaksi interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas lagi. Adapun
kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem,
dan kronosistem.
v Mikrosistem adalah setting dimana individu
menghabiskan banyak waktu. Konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga,
teman sebaya, sekolah dan tetangga. Dalam hal ini, individu langsung
berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, pada saat saya dirumah, saya
berinteraksi dengan orang yang ada dilingkungan saya, baik itu orang tua,
kakak, abang, adik, bahkan tetangga. Namun, ketika saya berada di kampus, saya
berinterkasi dengan teman-teman saya, dll.
v Mesosistem, adalah kaitan antar
mikrosistem. Contohnya adalah pengalaman dalam sebuah keluarga yang
mempengaruhi perilaku si anak. Saya misalnya, didalam keluarga orang tua
mendidik saya dengan ketegasan. Sehingga, menurut pandangan orang, saya terlalu
di kekang. Tetapi menurut saya itu sudah menjadi hal yang biasa.
v Eksosistem dalam teori bronfenbrenner
dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain, dimana
individu tidak memiliki peran yang aktif yang mempengaruhi apa yang individu
alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem melibatkan
pengalaman individu yang tidak memiliki peran aktif didalamnya. Misalnya,
ketika orang tua yang sibuk bekerja apalagi di luar kota, maka si anak mendapat
perhatian yang kurang. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak tersebut..
v Makrosistem adalah kultur yang lebih luas
lagi. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor
sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas dimana
individu tinggal dengan nilai adatr istiadatnya. Kita ketahui bahwa studi lintas
budaya – perbandingan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain memberi
informasi tentang generalitas perkembangan. Makrosistem terdiri dari ideologi
negara, pemerintah, tradidsi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dll.
v Kronosistem meliputi pemolaan
peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.
Misal, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti
menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah
perceraian. Atau dengan mempertimbangkan keadaan sosiohistoris, sekarang ini,
kaum perempuan tampaknya sangat didorong untuk meniti karier.
Teori ekologi ini mempelajari interelasi
antar manusia dan lingkungannya. Ada 4 struktur dasar dalam konteks tersebut,
yaitu sistem mikro, meso, exo, dan makro. Sistem mikro adalah keluarga dan
hubungan antar anggota keluarga. Apabila anak telah sampai pada tahap sekolah,
maka ia berada dalam sistem meso. Sistem exo adalah setting dimana anak tidak
berpartisipasi aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan
orang tua, teman dan tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan
masyarakat lain. Sistem makro berbicara tentang budaya, gaya hidup dan
masyarakat tempat si anak berada. Semua sistem tersebut saling mempengaruhi dan
berdampak terhadap berbagai perubahan dan perkembangan anak. Oleh karena itu,
seluruh komponen berpengaruh terhadap pengasuhan dan pendidikan anak secara
holistik. Dalam perkembangannya, anak mempunyai berbagi kebutuhan yang perlu di
penuhi, yaitu kebutuhan primer, yang mencakup pangan, sandang, serta kasih
sayang, perhatian, rasa aman. Terpenuhinya kebutuhan tersebut akan memungkinkan
anak mendapat peluang mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini dapat mengembangkan
potensinya.