Minggu, 23 Maret 2014

Pengalaman Berdasarkan "Teori Ekologi Bronfenbrenner"

         Kelompok 4
Ketua      : Trini A S (13-086)
Anggota  : Susi Astriyani br Ginting (13-030)
                   Nurlina Dewipa (13-054)
                   Rizki Sirumorang (13-074)
                   Nadine Lobian (13-120)

          Kali ini, saya akan posting tentang teori ekologinya bronfenbrenner. Ternyata, banyak sekali hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan kita mengenai teori tersebut.
            Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner dimana fokus utamanya adalah pada konteks sosial dimana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak. Bronfenbrenner menyatakan bahwa perilaku sesorang (misalnya perilaku malas belajar) tidak datang dengan sendirinya, melainkan dampak dari interkasi orang yang bersangkut dengan lingkungan luarnya. 
      Teori ekologi Bronfenbrenner terdiri atas lima sistem lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas lagi. Adapun kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.


v   Mikrosistem adalah setting dimana individu menghabiskan banyak waktu. Konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah dan tetangga. Dalam hal ini, individu langsung berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, pada saat saya dirumah, saya berinteraksi dengan orang yang ada dilingkungan saya, baik itu orang tua, kakak, abang, adik, bahkan tetangga. Namun, ketika saya berada di kampus, saya berinterkasi dengan teman-teman saya, dll.
v  Mesosistem, adalah kaitan antar mikrosistem. Contohnya adalah pengalaman dalam sebuah keluarga yang mempengaruhi perilaku si anak. Saya misalnya, didalam keluarga orang tua mendidik saya dengan ketegasan. Sehingga, menurut pandangan orang, saya terlalu di kekang. Tetapi menurut saya itu sudah menjadi hal yang biasa.
v  Eksosistem dalam teori bronfenbrenner dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain, dimana individu tidak memiliki peran yang aktif yang mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem melibatkan pengalaman individu yang tidak memiliki peran aktif didalamnya. Misalnya, ketika orang tua yang sibuk bekerja apalagi di luar kota, maka si anak mendapat perhatian yang kurang. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak tersebut..
v  Makrosistem adalah kultur yang lebih luas lagi. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas dimana individu tinggal dengan nilai adatr istiadatnya. Kita ketahui bahwa studi lintas budaya – perbandingan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain memberi informasi tentang generalitas perkembangan. Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradidsi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dll.

v  Kronosistem meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris. Misal, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah perceraian. Atau dengan mempertimbangkan keadaan sosiohistoris, sekarang ini, kaum perempuan tampaknya sangat didorong untuk meniti karier.
Teori ekologi ini mempelajari interelasi antar manusia dan lingkungannya. Ada 4 struktur dasar dalam konteks tersebut, yaitu sistem mikro, meso, exo, dan makro. Sistem mikro adalah keluarga dan hubungan antar anggota keluarga. Apabila anak telah sampai pada tahap sekolah, maka ia berada dalam sistem meso. Sistem exo adalah setting dimana anak tidak berpartisipasi aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan orang tua, teman dan tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan masyarakat lain. Sistem makro berbicara tentang budaya, gaya hidup dan masyarakat tempat si anak berada. Semua sistem tersebut saling mempengaruhi dan berdampak terhadap berbagai perubahan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, seluruh komponen berpengaruh terhadap pengasuhan dan pendidikan anak secara holistik. Dalam perkembangannya, anak mempunyai berbagi kebutuhan yang perlu di penuhi, yaitu kebutuhan primer, yang mencakup pangan, sandang, serta kasih sayang, perhatian, rasa aman. Terpenuhinya kebutuhan tersebut akan memungkinkan anak mendapat peluang mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini dapat mengembangkan potensinya. 

0 komentar:

Posting Komentar

slide